Cara Mengutip dalam Karya Tulis Ilmiah

Dalam berbagai kesempatan cukup banyak mahasiswa dan bimbingan saya yang menanyakan mengenai tatacara “mengutip” yang baik dan benar. Pertimbangannya tentu indikasi plagiat yang mungkin terjadi tanpa disadari. Nah, tulisan kali ini akan memberi gambaran mengenai bagaimana caranya mengutip yang baik dan benar sehingga terhindar dari indikasi plagiarisme.

Di setiap karya tulis ilmiah pasti ada bagian yang diambil dari ide,  analisa, argumen dan atau hasil penelitian orang lain. Bagian inilah yang dinamakan kutipan. Peran penting dari kutipan adalah dipakai untuk mendukung argumen dan analisa penulis. Kutipan bisa diambil dari berbagai sumber, baik teks maupun audio visual, baik dari media print sampai online, juga bisa dokumen yang published maupun unpublished. Semua jenis dokumen dapat digunakan menjadi bagian dalam tulisan ilmiah yang dipergunakan untuk mendukung karya tulis. Yang perlu diingat setiap kali mengambil ide, argumen, tulisan, hasil penelitian, dan sebagainya dari orang lain adalah harus mencantumkan asal-usul kutipan dalam sumber kutipan dan secara mendetail dalam daftar pustaka.

Secara sederhana, kutipan adalah semua kalimat dan atau paragraf yang bukan berasal dari ide/tulisan milik penulis langsung. Biasanya seorang penulis atau pengarang mengambil tulisan orang lain untuk menjadi bagian dalam tulisannya. Bagian dari tulisan orang lain ini dipergunakan untuk memperkuat, mempertajam maupun memberikan argumentasi terhadap tulisan tersebut.

Berdasarkan cara mengutipnya, kutipan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

  1. Kutipan tidak langsung  yaitu penulis mengambil ide orang lain, kemudian merangkainya dengan kalimat sendiri. Hal ini berarti penulis tidak menulis sama persis dengan kalimat asli yang dikutip. Penulis merangkai dan merangkum kalimat berdasarkan artikel atau sumber
  2. Kutipan langsung yaitu menulis ulang ide orang lain sesuai dengan aslinya. Hal ini berarti penulis langsung menggunakan teknik copy lalu paste  secara langsung tanpa mengubah kalimat aslinya.

Ada dua jenis kutipan langsung, yaitu kutipan langsung pendek dan kutipan langsung panjang. Kedua kutipan ini berbeda cara menuliskannya

  1. APA Style(American Psychological Association) Jika panjang kalimat yang dikutip tidak lebih dari 40 kata.
  2. MLA Style (Modern Language Asociation) Jika panjang kalimat yang dikutip tidak lebih dari 4 baris

Cara menuliskan:

Kutipan langsung pendek dituliskan menjadi satu dalam paragraf karya tulis, tambahkan tanda petik pada kutipan sehingga tanda petik ini menjadi pemisah antara kalimat dengan kalimat kutipan. Sumber kutipan ditulis sedekat mungkin dengan kalimat kutipan.

Dapat digambarkan sebagai berikut:

Kalimat sendiri kalimat sendiri “teks kutipan teks kutipan teks kutipan.teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipanteks kutipan” (sumber kutipan). Kalimat sendiri kalimat sendiri kalimat sendiri kalimat sendiri.

Kutipan langsung Panjang dikenal juga dengan istilah block quote. Meskipun mengutip panjang, tetap memiliki kaidah-kaidah ilmiah yang harus diikuti sebagai berikut:

  1. APA Style(American Psychological Association) Jika panjang kalimat yang dikutip lebih dari 40 kata
  2. MLA Style (Modern Language Asociation) Jika panjang kalimat yang dikutip lebih dari 4 baris

Cara menuliskan:

Sesuai dengan istilah yang mengikutinya, yaitu dengan cara membuat blok kalimat yang dikutip tanpa tanda petik, ukuran font, dan spasi sesuai dengan karya tulis tetapi ditulis menjorok/masuk 1 cm (5 spasi) dari batas margin kiri tulisan . Oleh karena kalimat yang dikutip ini tergolong banyak/panjang maka kalimat kutipan dipisahkan dari kalimat.

Dapat digambarkan sebagai berikut:

Kalimat sendiri kalimat sendiri kalimat sendiri kalimat sendiri kalimat sendiri

teks kutipan teks kutipan teks kutipan kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan (sumber kutipan)

kalimat sendiri kalimat sendiri kalimat sendiri kalimat sendiri kalimat sendiri kalimat sendiri kalimat sendiri kalimat sendiri

Adapun tujuan dari penulisan kutipan serta daftar pustaka adalah sebagai berikut:

  1. Agar terhindar dari tuduhan penjiplakan (plagiarism). Salah satu fungsi kutipan adalah untuk menguatkan atau mendukung tulisan ilmiah. Oleh karena itu, wajib hukumnya untuk mencantumkan sumber kutipan secara singkat di bagian akhir setelah kalimat kutipan atau tepat sebelum kalimat kutipan (paling dekat dengan kalimat kutipan) dan menuliskan sumbernya secara lengkap pada daftar pustaka. Dengan melakukan ini sebenarnya penulis sedang menghindarkan diri dari masalah di kemudian hari terkait dengan mengambil hak cipta karya tulis seseorang tanpa ijin.
  2. Menghargai penulis sebelumnya. Ketika menuliskan secara lengkap sumber kutipan dan daftar pustaka, sebenarnya  kita sedang menghargai orang yang mempunyai ide tersebut. Selain itu, juga pengakuan bahwa teks pada bagian tersebut adalah dari ide, argumen, dan atau analisa orang lain.
  3. Membantu pembaca yang ingin tahu lebih dalam mengenai sumber kutipan Salah satu manfaat dari menuliskan sumber kutipan dan daftar pustaka secara lengkap adalah membantu pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam tentang kutipan tersebut. Kadang-kadang pembaca tertarik untuk membaca lebih dalam tulisan yang dikutip. Dengan demikian, pembaca dapat menelusuri informasi dari sumber kutipan dan kemudian mendapatkan rincian lengkapnya pada daftar pustaka.

Ada banyak versi atau format untuk menuliskan sumber kutipan, akan tetapi, terdapat dua bentuk format yang paling lazim dipergunakan untuk menuliskan sumber kutipan dan sumber kutipannya, yaitu APA (American Psychological Association) Style dan MLA (Modern Language Asociation) Style.

a. Sumber kutipan ditulis di awal kalimat atau awal teks:

  1. Satu sumber kutipan dengan satu penulis: Asyik (2006) menyatakan bahwa……; jika disertai dengan halaman: Asyik (2006: 289) menyatakan bahwa……..; Menurut Asyik (2006: 289) ………..
  2. Satu sumber kutipan dengan dua penulis: Cooper dan Schlinder (2003: 24) …………
  3. Satu sumberkutipan lebih dari dua penulis: Guan et al. (2009: 32) ……….

b. Sumber kutipan ditulis di akhir kalimat atau awal teks:

  1. Satu sumber kutipan dengan satu penulis: …………. (Asyik, 2006); jika disertai dengan halaman:………. (Asyik, 2006: 289).
  2. Satu sumber kutipan dengan dua penulis: …….. (Cooper dan Schlinder, 2003: 24).
  3. Satu sumber kutipan lebih dari dua penulis: …….. (Guan et al., 2009: 32).
  4. Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama: John (2006, 2007); jika tahun publikasi sama: Sumiyana (2007a, 2007b).

c. Sumber kutipan berupa banyak pustaka dengan penulis yang berbeda-beda: (Yermack, 1997; Aboody dan Kasznik, 2000; Guan et al., 2000).
e. Sumber kutipan tidak menyebut nama penulis, tetapi menyebut suatu lembaga atau badan tertentu: Badan Pusat Statistik (2006); Ikatan Akuntan Indonesia (2011); Financial Accounting Standard Board (1984).
f. Sumber kutipan tidak menyebut nama penulis, tetapi menyebut suatu peraturan atau undangundang:
Undang-Undang No. 12 Tahun 2012…….; Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2010……;
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45……
g. Kutipan berasal dari sumber kedua: Scott (2000) dalam Asyik (2009: 23)…….; Arthur Levitt (lihat Riharjo, 2008: 21)…..; Andayani (2002) seperti dikutip Herlina (2009: 16)…. [Catatan: daftar pustaka hanya mencantumkan referensi yang merupakan sumber kedua].

Dalam post selanjutnya saya akan membagikan tata cara menuliskan daftar pustaka dengan APA style.

 

Image result for references

 

 

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s