Yuk kenalan sama Disruptive innovation

Image result for disruptive innovation

Dalam beberapa pertemuan di kelas semester ini, pengembangan teori blue-dan red ocean membawa saya dengan terminologi inovasi disruptif (disruptive innovation). Memang penekanan red-blue ocean ada di pengembangan pasar, namun tidak dapat dipungkiri bahwa inovasi -lah yang membuat pasar berubah-begitu pula sebalikanya. Pasar bergerak mengikuti inovasi.

Continue reading

Advertisement

Menulis Daftar Pustaka (APA Style)

Image result for literature review

Seperti janji saya pada post sebelumnya, kali ini saya akan membahas mengenai tata cara menuliskan daftar pustaka yang mingikuti format APA style. Format ini adalah format yang dipergunakan di kampus tempat saya mengajar, Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali. Karena ini akan menjadi post yang panjang, maka akan saya sertakan juga lampiran pada akhir post sehingga mudah untuk didownload bagi mereka yang membutuhkan šŸ˜€

Jika merujuk pada definisinya,Ā  daftar pustaka menurpakan suatu daftar yang memuat semua informasi dari sumber kutipan secara jelas dan terperinci, yang disusun secara alfabetis. Secara umum cara menuliskan daftara pustaka adalah sebagai berikut:

  1. Penulisan nama pengarang pertama dan seterusnya: nama belakang/keluarga diikuti dengan inisial nama depan dan tengah (jika ada)
  2. Hanya huruf pertama dari judul karya atau judul tambahan ditulis menggunakan huruf kapital.
  3. Pada sumber online, tuliskan secara lengkap URL nya dengan cara menuliskan kata ā€œretrieved fromā€ atau “diakses dari” sebelum URL dan tidak dituliskan tanggal akses (tanggal unduh atau melihat web tersebut).
  4. Untuk Prosiding yang diakses secara online maka gantikan kota terbit dan penerbit dengan nomor DOI (Digital Object Identifier) atau URL, seperti dalam artikel jurnal online.
    • Nomor DOI (Digital Object Identifier) adalah penanda yang spesifik dan tetap untuk dokumen online yang
  5. Nama negara dari kota terbit dituliskan setelah kota terbit dan dipisahkan dengan tanda koma.
  6. Tidak ada kata yang digarisbawahi, termasuk URL

Continue reading

Cara Mengutip dalam Karya Tulis Ilmiah

Dalam berbagai kesempatan cukup banyak mahasiswa dan bimbingan saya yang menanyakan mengenai tatacara “mengutip” yang baik dan benar. Pertimbangannya tentu indikasi plagiat yang mungkin terjadi tanpa disadari. Nah, tulisan kali ini akan memberi gambaran mengenai bagaimana caranya mengutip yang baik dan benar sehingga terhindar dari indikasi plagiarisme.

Di setiap karya tulis ilmiah pasti ada bagian yang diambil dari ide,Ā  analisa, argumen dan atau hasil penelitian orang lain. Bagian inilah yang dinamakan kutipan. Peran penting dari kutipan adalah dipakai untuk mendukung argumen dan analisa penulis. Kutipan bisa diambil dari berbagai sumber, baik teks maupun audio visual, baik dari media print sampai online, juga bisa dokumen yang published maupun unpublished. Semua jenis dokumen dapat digunakan menjadi bagian dalam tulisan ilmiah yang dipergunakan untuk mendukung karya tulis. Yang perlu diingat setiap kali mengambil ide, argumen, tulisan, hasil penelitian, dan sebagainya dari orang lain adalah harus mencantumkan asal-usul kutipan dalam sumber kutipan dan secara mendetail dalam daftar pustaka.

Secara sederhana, kutipan adalah semua kalimat dan atau paragraf yang bukan berasal dari ide/tulisan milik penulis langsung. Biasanya seorang penulis atau pengarang mengambil tulisan orang lain untuk menjadi bagian dalam tulisannya. Bagian dari tulisan orang lain ini dipergunakan untuk memperkuat, mempertajam maupun memberikan argumentasi terhadap tulisan tersebut.

Berdasarkan cara mengutipnya, kutipan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

  1. Kutipan tidak langsungĀ  yaitu penulis mengambil ide orang lain, kemudian merangkainya dengan kalimat sendiri. Hal ini berarti penulis tidak menulis sama persis dengan kalimat asli yang dikutip. Penulis merangkai dan merangkum kalimat berdasarkan artikel atau sumber
  2. Kutipan langsung yaitu menulis ulang ide orang lain sesuai dengan aslinya. Hal ini berarti penulis langsung menggunakan teknik copy lalu pasteĀ  secara langsung tanpa mengubah kalimat aslinya.

Continue reading

Mengapa Harus Membangun Brand Image?

Membangun brand image tentu saja tidak mudah. Ā Dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat, memakan waktu yang sangat lama, dan pasti membutuhkan dukungan biaya yang tidak murah. Sebagai contoh sepatu Nike yang terkenal dengan logo “Centang”-nya s.Ā  Dengan memiliki konsep brand image yang jelas, Nike memiliki harga yang berkali lipat dibandingkan sepatu tanpa logo dan “tanpa centang”; meskipun dalam realitanya T-Shirt tanpa logo tersebut memilki kualitas yang lebih baik dari T-Shirt Nike. Ilustrasinya kira-kira seperti gambar berikut ini :

Image result for branding power nike

Saat T-shirt biasa dihargakan Rp30.000 maka harga T-shirt dengan logi Nike bisa menjadi Rp300.000. Maka wajar apabila banyak pelaku usaha yang akhirnya gagal menjalankan bisnisnya karena mereka tidak berhasil menciptakan brand image yang cukup kuat. Lemahnya brand image akan menciptakan produk yang dihasilkan tidak cukup kuat menarik pembeli sehingga tidak bisa bertahan lama di tengah persaingan pasar yang semakin kompetitif.

Sebagai contoh lain dapat kita lihat pada perusahaan kopi terbesar di dunia Starbucks. Bagaimana logo “two tailed mermaidnya” yang berwarna hijau merubah harga kopi secara global.Ā  Saat masih kuliah dulu saya menganggap nonsenseĀ  membeli secangkir kopi seharga Rp50.000; bahkan lebih mahal dari harga makan siang anak kos jaman itu (nasi jinggo rangkap tiga :D). Sekarang, hampir setiap cafe memiliki harga yang diadopsi oleh Starbucks. Kekuatan branding yang sangat luar biasa dari perusahaan yang “hanya” menjual kopi.

Nah, jika ada yang memiliki produk atau usaha berikut beberapa manfaat saat brand image tumbuh semakin kuat.

  1. Ā Memberikan daya tarik tersendiri bagi para konsumen. Tak bisa dipungkiri bila produk branded (bermerek) selalu mendapatkan ruang khusus dihati para konsumen. Pada mereka yang dikenal dengan istilah sosialita, memiliki kecenderunagn senang membeli produk yang memiliki merek ternama dibandingkan memilih produk-produk baru yang belum jelas identitasnya. Semakin kuat brand image yang dimiliki sebuah produk, maka semakin besar pula minat konsumen untuk membeli produk tersebut.
  2. Lebih mudah mendapatkan loyalitas pelanggan. Ketika brand image sudah kuat maka saat itu juga produk tersebut mendapatkan nilai plus dimata para konsumen. Dapat kita lihat saat peluncuran IPhone versi manapun, antrean konsumen pasti panjang; bebereapa bahkan rela menginap untuk menjadi yang “pertama” untuk memiliki produk Iphone tersebut. Seperti yang tampak pada ilustrasi dibawah, beberapa “mungkin” rela menjual ginjal untuk membeli iphone keluaran terbaru tersebut (no kidding, hal ini pernah terjadi saat lounching IPhone 4s di China dulu)
  3. Image result for iphone x memMembuka peluang Anda untuk menetapkan harga jual yang lebih tinggi. Seperti yang saya sebutkan diatas, brand image yang kuat memberi nilai plus terhadap harga jual. Resiprokal yang terjadi bahwa barang yang berkualitas (bermerek) selalu diiringi dengan harga jual yang lebih tinggi. Bahkan para pelanggan pun tidak perlu ragu ketika mereka harus membayar produk dengan harga yang lebih mahal, karena mereka telah percaya bahwa produk yang mereka beli memiliki kualitas yang benar-benar terjamin.
  4. Peluang bagi pelaku usaha untuk melakukan diferensiasi produk. Ketika merek produksudah cukup kuat, maka lebih mudah untuk melakukan diferensiasi produk untuk memperluas pangsa pasar yang sudah ada. Strategi pemasaran inilah yang sering dijalankan perusahaan-perusahaan besar untuk menguasai pasar dan mengalahkan para pesaingnya. Coba perhatikan bagaimana Apple menjual aksesorisnya, misal casing HP, pasti berlubang ditengahnya, hanya untuk menekankan “Hi guys, ini IPhone loh!” šŸ˜€
  5. Menjadi ciri tertentu yang membedakan produk Anda dengan produk milik pesaing. Keberadaan merek menjadi kunci utama bagi para konsumen untuk membedakan produk tertentu dengan milik para pesaing. Semakin kuat image yang tertanam dalam benak para konsumen, maka semakin mudah pula mereka membedakan produk tertentu dengan produk lainnya yang ada di pasaran. Sehingga peluang untuk memenangkan persaingan pasar semakin terbuka lebar dan omset penjualan pun akan semakin besar.

Oleh sebab itu saat menjalankan usaha dibidang apapun, baik perusahaan jasa maupun produk; usahakan selalu tekankan branding sebagai elemen penting dalam proses pemasaran. Saat brand anda kuat maka saat itulah peluang anda untuk sustainable di pasar akan semakin terbuka lebar!

 

Apa itu Virtual Reality (VR) ?

Setelah Ista lahir 29 Januari lalu, akhirnya saya punya kesempatan lagi untuk posting (maklum sibuk ngurus bayi dan kegiatan mamak2 lainnya, hahaha :D). Nah kali ini saya akan coba membahas VR ( Virtual Reality ) yang semester lalu menjadi top request mahasiswa saya di kelas marketing. VR saat ini sedang booming dan mungkin beberapa tahun lagi akan menjadi tren untuk digital marketing.

VR atau Virtual Reality, dalam bahasa indonesia seringkali disebut Realitas Maya adalah sebuah teknologi yang membuat pengguna untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan yang ada dalam dunia maya melalui perangkat VR. Saat kita mempergunakan perangkat tersebut (misalnya VR glasses), kita merasa berada di dalam lingkungan tersebut.

Image result for virtual reality

VR kemudian menjadi sangat populer dengan perkembangan platform games dan film-film yang khusus diproduksi untuk mengajak penonton seara langsung berada di dunia maya tersebut. Contoh dari VR banyak sekali, seperti Game, misal Game COC (Clash of Clans ). Melalui VR kita akan merasa bahwa anda sendiri yang menjadi karakternya. Jika biasanya menggunakan layar, dengan VR, kita bisa langsung menikmati game langsung didepan mata kita sendiri, singkatnya seperti masuk kedalam game. Contoh yang lain yaitu photoshpere, yaitu foto 360 derajat dimana kita akan merasa seolah-olah berada langsung di tempat dimana foto tersebut diambil. Mirip seperti google street view tapi seperi kita ada disana secara langsung.

Yang juga tidak kalah populernya adalah dalam industri perfilman dimana pemakai VR misalnya dapat dengan langsung menikmati film Conjuring sebagai salah satu karakter. Tentu saja siap-siap jantung copot setelah tiba-tiba ada ā€œMbak Valakā€ yang muncul tepat dihadapan kita šŸ˜€

Nah, sistem kerja dari VR sebenarnya tidak dapat lepas dari beberapa elemen penting, seperti virtual world (sebuah konten yang menciptakan dunia virtual dalam bentuk screenplay) dan script Immersion (yang berfungsi untuk memberikan sebuah sensasi yang membawa pengguna teknologi VR merasakan ada di sebuah lingkungan nyata yang padahal fiktif).

Secara teoritis immersion dibagi dalam 3 jenis, yakni:

  1. Mental immersion, membuat mental penggunanya merasa seperti berada di dalam lingkungan nyata
  2. Physical immersion, membuat fisik penggunanya merasakan suasana di sekitar lingkungan yang diciptakan oleh virtual reality tersebut serta
  3. Mentally immersed, memberikan sensasi kepada penggunanya untuk larut dalam lingkungan yang dihasilkan virtual reality

Tentu saja dengan perkembangan teknologi digital, perangkat-perangkat virtual ini menjadi semakin mudah diakses. Beberapa produk juga telah menggabungkan antara pengalaman melihat (VR glasses), mendengar (headphone) dan merasakan (VR gloves) untuk meningkatkan realitas imajiner dalam game dan hiburan.

Menarik bukan? Let’s see how this trend goes šŸ™‚

 

Apa itu Millennias?

Generation Y, Millenias, Millenial, Network Generation atau biasa disebut Net Generation sebenarnya memiliki makna sama. Disebut sebagai Net Generation karena salah satu ciri dominannya adalah hampir 24 Jam generasi ini harus terkoneksi dengan internet melalui beragam gadget yang dimilikinya.

Ā 

Millenias, Millenial atau Generation Y merupakan generasi yang lahir sekitar 1980-an dan hingga tahun 2000-an.Ā  Dengan jumlah saat ini diperkirakan sebanyak 70 juta, millenias juga merupakan segmen usia muda 12 sampai 30 tahun dengan pertumbuhan tercepat. Generasi iniĀ  pada umumnya berada dalam lingkungan teknologi serta rata-rata berpendidikan tinggi (minimal sarjana). Di Indonesia sendiri jumlah populasinya (saat ini berusia antara 15-34) sangat besar, yaitu sekitar 34,45% dari total jumlah penduduk.

Studi tentang generasi millenias di dunia, terutama di Amerika, sudah banyak dilakukan, seperti misalnya studi yang dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG) bersama University of Berkley tahun 2011 dengan mengambil tema American Millennials: Deciphering the Enigma Generation. Tahun sebelumnya, 2010, Pew Research Center juga merilis laporan riset dengan judul Millennials: A Portrait of Generation Next.

Dibanding generasi sebelum, generasiĀ millenias memang unik, hasil riset yang dirilis oleh Pew Researh Center misalnya secara gamblang menjelaskan keunikan generasi millennial dibanding generasi-generasi sebelumnya. Yang mencolok dari generasiĀ millenias ini dibanding generasi sebelumnya adalah soal penggunaan teknologi dan budaya pop/musik. Kehidupan generasi millennial tidak bisa dilepaskan dari teknologi terutama internet dan entertainment sudah menjadi kebutuhan primer bagi generasi ini.

Secara simple, berikut perbedaan millenias dengan generasi-generasi sebelumnya:

Nah, bagi yang ingin mengetahui apa itu millenias secara lebih dalam, e-book yang sangatĀ user friendly dapat didownload pada link berikut ini:
šŸ™‚

Search Engine Optimalization (SEO)

Dear class,

Dalam beragam kesempatan, cukup banyak mahasiswa yang menanyakan ke saya mengenai SEO atau Search Engine Optimalization. Pagi ini saya mendapatkan kembali pertanyaan yang sama di kelas, jadi tidak ada salahnya saya sharing beberapa referensi yang biasa saya pergunakan sebagai “beginner’s guide”

Secara mudah, SEOĀ  sebenarnya merupakan serangkaian upaya yang dilakukan oleh seseorangĀ  (biasanya webmaster)Ā  yang bertujuan untuk meningkatkan visibilitas sebuah website menjadi lebih baik di mesin pencari, terutama Google. Halaman website yang memiliki ranking yang baik di halaman pencarian Google tentunya akan berpeluang untuk mendapatkan lebih banyak “visitor potensial” secara terus menerus dan gratis.

Cara yang paling gampang untuk melihat apakah sebuah website baik atau tidak adalah dengan mengetikkan sebuah kata kunci di halaman pencarian Google.Ā  Halaman website/ blog yang teroptimasi dengan baik danĀ berada pada urutan atas (posisi 1 – 3). Biasanya website atau blog ini akan mendapatkan pengunjungĀ lebih banyak dibandingkan dengan website yang berada di urutan bawah dari hasil pencarian.

Perlu diperhatikan, yang saya maksud dengan website atau blog yang teroptimasi dengan baik dari sisiĀ SEO adalah website yang berada di urutan atas hasil pencarian organik (Organic Search), bukan website yang memasang iklan di Google (biasanya dalam kotak berwarna kuning yang merupakan bagian dari “adwords” atau goole ads).

Untuk lebih jelasnya, silahkan melihat gambar di bawah ini. Garis putus-putus berwarna hijau adalah advertising berbayar sementaraĀ  garis merah putus-putus adalah organic search yang tidak berbayar. Dari advertising inilah Google mendapatkan revenue-nya sebagai search engine paling “laris” sedunia.

CONTOH SEO

Nah, bagi yang ingin belajar sedikit tentang SEO, cara optimalisasi website dan menaikkan ranking di Google, silahkan download materi berikut ini:

GOOGLE search-engine-optimization-starter-guide

Moz-The-Beginners-Guide-To-SEO

 

Semoga bermanfaat šŸ™‚

SAS

What is ASEAN Economic Community?

After being questioned by some of my students, I am sharing a brief description about The ASEAN Economic Community, which is scheduled to start being a reality next year (2015).

The ASEAN Economic Community (AEC) shall be the goal of regional economic integration by 2015. AEC foresees the following key characteristics: (a) a single market and production base, (b) a highly competitive economic region, (c) a region of equitable economic development, and (d) a region fully integrated into the global economy.

The AEC areas of cooperation include human resources development and capacity building; recognition of professional qualifications; closer consultation on macroeconomic and financial policies; trade financing measures; enhanced infrastructure and communications connectivity; development of electronic transactions through e-ASEAN; integrating industries across the region to promote regional sourcing; and enhancing private sector involvement for the building of the AEC. In short, the AEC will transform ASEAN into a region with free movement of goods, services, investment, skilled labour, and free flow of capital.

Continue reading

Finally on YouTube!!

Hi All,

After years and years of watching, I’m finally on YouTube!! šŸ˜€

I have uploaded some videos, which I intend to use for my student’s learning.

Do feel free to subscribe on my channel and view videos at the following linkĀ Diah Sastri’s Videos on YouTube as I’ll be sharing the latest tips, updates and information related to Marketing, Tourism and Hospitality

Ps: Here’s a glimps about what I’ll be sharing on YouTube

All the very best! šŸ™‚

Ā 

Ā 

Sustainable Tourism |12 Aims for Sustainable Tourism

From theĀ  basic concept of sustainable tourism; it’s clear that sustainable tourism was designed not to stop tourism but to manage it in the interests of all three parties involved – the host habitats and communities, the tourists and the industry itself.Ā  It seeks a balance between development and conservation.Ā  It seeks to find the best form of tourism for an area taking into account its ecology and its culture.Ā  It may mean limits to growth, or in some cases no growth at all. The precautionary principle is important here. Continue reading