Seperti yang saya sampaikan pada post saya sebelumnya, sertifikasi dosen adalah sebuah proses dimana setiap tahapannya membutuhkan konsentrasi penuh. Tidak jarang dosen senior pun bisa gagal dan harus mencoba lagi. Tetap semangat! Gagal hanyalah sukses yang tertunda. Nah untuk menghindari hasil yang kurang memuaskan (tidak lulus), berikut adalah beberapa penyebab ketidak-lulusan serdos yang saya rangkum dari beberapa sumber.
1. Administratif
Masalah administratif memang jarang terjadi, namun ternyata tidak sedikit peserta yang belum diajukan oleh PTU. Nah untuk kasus seperti ini, satu-satunya cara adalah menanyakan langsung kepada administrator perguruan tinggi masing-masing. Masalah lainnya, kadang-kadang ketika telah mengisi istrumen di portal serdos, banyak dosen yang gelarnya masih S1 dan kadang-kadang statusnya belum lulus S2, padahal yang bersangkutan telah lama lulus. PAda posting saya sebelumnya “Paduan Lulus Sertifikasi Dosen (Serdos) Dikti” sangat saya anjurkan untuk selalu “KEPO” pada portal PDPT dikti dan status pada perguruan tinggi dimana dosen tersebut melanjutkan studi. Saya juga sangat terbantukan dengan adanya hotline DIKTI dimana saya bisa bertanya bahkan berdiskusi terkait dengan serdos. Awalnya saya pesimis dan berpikir akan diping-pong; namun ternyata beyond expectation! Bagi rekan-rekan yang ingin bertanya bisa langsung hubungi hotline ini. Bagi yang diluar Jakarta, ingat telponnya ke 021-1500661
2. Deskripsi Diri
Banyaknya dosen yang tersandung pada deskripsi diri (DD). Masalah utamanya adalah, banyak dosen yang mengisi esey DD tidak sesuai atau relevan dengan pertanyaan yang diberikan. Jika merujuk pada portal resmi dikti, diketahui bahwa banyak dosen yang mengisi narasi DD dengan mengambil hampir 100% narasi DD dosen yang telah lulus pada periode sebelumnya. Banyak sekali ditemukan kemiripan isian narasi deskripsi diri dengan isian narasi deskripsi diri dosen lain yang telah lulus.
Jangankan DD milik orang lain, bahkan memplagiasi diri sendiri dengan mengcopy-paste DD tahun lalu juga tidak diperbolehkan. Untuk diketahui, saat ini Dikti telah memiliki software anti plagiasi (sejenis TurnItIn) yang dapt membaca similarity hasil karya. Melalui software ini diketahui banyak butir yang memiliki kemiripan lebih dari 90% . Banyak juga dosen yang masih malas menyiapkan deskripsi diri dengan baik, terbukti dari ditemukan banyaknya dosen mengisi semua atau beberapa nomor isian dengan isian yang sama.
Sebelum melakukan upload data ke portal serdos, ada baiknya untuk mengecek similarities melalui software online yang tersedia secara gratis. Saya mempergunakan https://unicheck.com/ untuk mengecek setiap butir tulisan DD sebelum saya uplad ke portal.
3. Nilai Gabungan
Nilai gabungan merupakan salah satu syarat kelulusan. Jika nilai gabungan tidak mencukupi, maka dipastikan dosen tersebut tidak akan lulus sertifikasi dosen. Banyak dosen yang mendeskripsikan DD dengan sangat baik namun tersandung pada nilai TOEP dan TKDA, jenajang pangkat/golongan, nilai Jabaran akademik (masih asisten ahli, saat ini nilai toep/tkda terbantu atau bisa digantikan dengan sertifikat AA/PEKERTI jika jabatan dosen tersebut adalah Lektor). Rekan-rekan bisa download Aplikasi Penilaian Persepsional dan Nilai Gabungan Serdos untuk mengecek sendiri kelulusan untuk dapat melanjutkan ke proses D5
4. Publikasi Ilmiah
Banyak dosen yang tidak melakukan penelitian yang dipublikasikan. MEskipun melakukan peneitian, tidak jarang hanya menjadi laporan hasil penelitian tanpa melakukan”extra effort” untuk memasukkannya dalam jurnal maupun conference. Hal inilah yang menyebabkan kekurangan nilai pada essay terkait penelitian dan publikasi ilmiah. Kurangnya penelitian juga menyebabkan jawaban terkait inovasi dalam perkuliahan terlihat apa adanya. Kalaupun ada publikasi ilmiah, publikasi karya ilmiah dosen hanya 1 buah itupun hanya pada jurnal internal PT dimana dosen bekerja dan tidak dapat ditelusuri. Penelitian sangat kurang dan bidang keilmuan belum signifikan tercerminkan sebagai keahlian spesifik yang dimiliki seorang dosen. Kurangnya dosen mengadakan penelitian menyebabkan ketidakseimbangan antara bidang penelitian dan pengajaran + manajerial dan pengabdian masyarakat.
5.TOEP dan TKDA
TOEP dan TKDA menyumbang nilai pada nilai gabungan. Skor TOEP dan TKDA yang rendah menyebabkan banyak dosen yang divonis tidak lulus dikarenakan nilai gabungan tidak mencapai yang dipersyaratkan. Peserta calon serdos harus mengikuti tes sebagai salah satu persyaratan wajibnya. Jadi, jika peserta dapat menghitung cukup tidaknya nilai gabungan ketika telah mengikuti tes toep dan tkda. Jika nilai gabungan tidak mencukupi, sebaiknya mengurungkan niat untuk mengisi instrumen serdos sehingga dapat memperbaiki nilai TOEP dan TKDA untuk mengikuti serdos pada periode atau tahap berikutnya. Saran saya perbanyak latihan bahkan sebelum keluar nama di portal serdos.
6. Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT)
Banyak dosen yang bingung ketika melihat portal serdos, bahkan ada yang takut untuk sekedar mengklik halaman portal serdos. Karena kebingungan ini, banyak dosen yang tidak mengisi instrumen yang menyebabkan dosen tersebut dikategorikan sebagai dosen yang belum mengikuti serdos pada tahap tersebut.
Itulah penyebab mengapa banyak dosen gagal lulus sertifikasi dosen. Semoga kesalahan-kesalahan diatas menjadi semangat buat rekan-rekan untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Salam sukses!! 🙂
Makasih infonya, Buu…..
Trima kasih bu atas prncerahannya